AUDITA RASAKAN UPACARA KEMERDEKAAN DI THAILAND
Membangun nasionalisme berarti membangun bangsa. Nasionalisme adalah nilai yang kuat yang dapat membuat bangsa ini menjadi lebih baik. Mahasiswa Indonesia diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun bangsa di manapun mereka berada. Merasakan atmosfer nasionalisme perjuangan Indonesia di negara lain merupakan hal luar biasa yang mengandung pelajaran tersendiri. Itulah yang dirasakan oleh 11 mahasiswa Indonesia yang memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia di negara lain. Salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNY berkontribusi dalam Indonesia-Thailand Youth Collaborative Exchange Program (ITYCEP) 2016 yang diselenggarakan Gotravindo Educational Program of Indonesia, yang dilaksanakan pada tanggal 16-19 Agustus 2016 di Bangkok, Thailand. Delegasi dari FE UNY yaitu Kurnia Audita Christyorini dari Pendidikan Ekonomi angkatan 2014 Kelas Unggulan.
Setelah melalui serangkaian proses seleksi mulai dari tes administrasi dan tes wawancara dua bahasa, sampai dengan pembuatan paspor, tiket, dsb., akhirnya Kurnia Audita bersama dengan delegasi dari seluruh Indonesia dapat mengikuti ITYCEP yang semuanya mengorbankan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.
Kegiatan ini memiliki susunan acara antara lain Indonesia Independent Day Ceremony, Chulalongkorn University Exploration, Analyzing Thailand Market Economic and Culture, Education Challenge, Company and Factory Visit. Mengikuti program ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Tepat pada hari Rabu, 17 Agustus, di mana merupakan hari kemerdekaan Indonesia, peserta ITYCEP bersama seluruh warga negara Indonesia di Thailand mengikuti upacara bendera di KBRI yang dipimpin oleh Ahmad Rusdi (Duta Besar RI untuk Thailand).
Chulalongkorn University merupakan universitas tertua dan terbesar di Thailand. Delegasi dari Indonesia beserta mahasiswa Chulalongkorn University melakukan pertukaran budaya yang dipandu oleh seorang mahasiswa doctoral Chulalongkorn University yaitu Bayu Pramesona. Para peserta berkolaborasi dan bertukar ide-ide besar dan konsep melalui kegiatan forum diskusi untuk memperkuat hubungan strategis antara mahasiswa Indonesia dengan mahasiswa Thailand untuk mencapai tujuan pembangunan ASEAN.
Menganalisis perekonomian dan budaya pasar di Thailand melalui Education Challenge sangat menyenangkan. Di Asiatique Market peserta mendapatkan tantangan untuk melakukan wawancara dengan masyarakat lokal dan menjual produk asli Indonesia kepada turis asing yang berkunjung di Thailand. Masyarakat lokal memiliki bahasa lokal sendiri dan umumnya tidak begitu menguasai bahasa Inggris. Masalah ini tidak menyurutkan peserta untuk melakukan wawancara. Menjual produk asli Indonesia di tengah-tengah turis asing yang berburu oleh-oleh khas asli Thailand memerlukan kemampuan promosi cukup besar. Penguasaan bahasa Inggris dan skill entrepreneurship sangat dibutuhkan. Salah satu kelompok dalam program ini berhasil menjual tas batik Jogja seharga 300 bath (Rp.120.000) dengan harga dasar tas sepuluh ribu rupiah.
Kunjungan ke berbagai company dan factory hingga mengenali proses produksi sampai pada proses quality control products menjadikan pengalaman dan ilmu yang luar biasa. Natural Honey Big Bee merupakan perusahaan peternakan lebah terbesar di Thailand. Peserta diajak untuk melihat dan menikmati secara langsung madu asli yang memiliki manfaat dan khasiat dari perusahaan Big Bee. Selain itu peserta juga mengunjungi pabrik berlian terbaik di Thailand yaitu Gems Factory. (fadhli/dita)